Hey guys! Pernah kepikiran nggak sih, sebenernya ada berapa sih fakultas di universitas impianmu atau universitas tempat kamu berkuliah sekarang? Pertanyaan ini sering banget muncul, baik buat calon mahasiswa yang lagi galau milih jurusan, atau bahkan buat mahasiswa lama yang penasaran sama kampusnya sendiri. Nah, biar nggak penasaran lagi, yuk kita kupas tuntas soal jumlah fakultas di universitas!

    Secara umum, jumlah fakultas di universitas itu bervariasi banget, guys. Nggak ada angka pasti yang berlaku untuk semua universitas. Kenapa bisa begitu? Gini, ada beberapa faktor yang memengaruhi, mulai dari sejarah pendirian universitas, fokus pengembangan universitas, sampai status universitas itu sendiri (negeri atau swasta). Universitas yang sudah berdiri lama dan punya sejarah panjang biasanya cenderung punya lebih banyak fakultas karena sudah berkembang dan membuka banyak program studi baru seiring waktu. Sebaliknya, universitas yang relatif baru mungkin punya fakultas yang lebih sedikit tapi fokus pada bidang-bidang tertentu yang jadi unggulannya. Jadi, kalau kamu tanya, "Ada berapa fakultas di universitas X?", jawabannya akan sangat spesifik untuk universitas X tersebut.

    Penting banget buat kamu tahu soal ini karena pemilihan fakultas dan jurusan adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup perkuliahanmu. Fakultas itu ibarat 'rumah besar' yang menaungi berbagai program studi (jurusan) yang saling berkaitan dalam satu bidang ilmu. Misalnya, Fakultas Teknik biasanya punya jurusan seperti Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan seterusnya. Fakultas Kedokteran punya Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Keperawatan, dan lain-lain. Memahami struktur fakultas ini bisa bantu kamu melihat gambaran besar dari bidang ilmu yang kamu minati, serta potensi karier di masa depan. Jangan sampai kamu salah pilih jurusan cuma karena nggak ngerti struktur organisasinya, ya!

    Biar makin jelas, kita bisa lihat beberapa contoh. Universitas-universitas besar di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), atau Institut Teknologi Bandung (ITB), biasanya punya jumlah fakultas yang cukup banyak. UI, misalnya, punya belasan fakultas yang mencakup berbagai bidang ilmu, mulai dari kedokteran, hukum, ekonomi, teknik, sastra, hingga kesehatan masyarakat. Begitu juga dengan UGM, yang juga punya rentang fakultas yang sangat luas. Nah, beda lagi ceritanya kalau kita bicara institut. Institut Teknologi Bandung (ITB), sesuai namanya, fokus utamanya adalah sains dan teknologi. Jadi, ITB punya fakultas-fakultas yang sangat spesifik di bidang tersebut, seperti Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ilmu dan Rekayasa, dan lain-lain. Meskipun jumlah fakultasnya mungkin tidak sebanyak universitas umum, tapi kedalaman dan kekhususannya di bidang teknologi itu luar biasa.

    Terus, gimana cara ngeceknya kalau kamu mau tahu pasti ada berapa fakultas di universitas incaranmu? Gampang banget, guys! Cara paling akurat adalah dengan mengunjungi website resmi universitas tersebut. Biasanya, di bagian 'Tentang Kami' atau 'Akademik', akan ada informasi lengkap mengenai struktur organisasi, termasuk daftar fakultas dan program studi yang ditawarkan. Kamu juga bisa cari informasi di bagian 'Penerimaan Mahasiswa Baru' karena di sana biasanya tercantum fakultas dan jurusan yang bisa dipilih. Kalau masih bingung, jangan ragu buat menghubungi bagian informasi atau admission universitasnya langsung. Mereka pasti siap bantu kamu! Jadi, nggak ada alasan lagi buat nggak tahu ada berapa fakultas di universitas impianmu, kan?

    Memahami Struktur Universitas: Fakultas dan Jurusan

    Oke, guys, sekarang kita udah sedikit banyak ngerti kalau jumlah fakultas di universitas itu nggak sama. Tapi, pernah kepikiran nggak sih, kenapa sih universitas itu dibagi-bagi jadi fakultas? Apa sih fungsinya? Nah, ini penting banget buat dipahami biar kamu nggak cuma hafal nama fakultasnya, tapi ngerti kenapa fakultas itu ada dan gimana peranannya dalam sistem perkuliahan. Mari kita bedah lebih dalam, yuk!

    Pada dasarnya, fakultas itu adalah unit pendidikan akademik terbesar di sebuah universitas. Anggap aja fakultas itu kayak 'departemen besar' yang fokus pada satu rumpun ilmu pengetahuan atau bidang keahlian tertentu. Misalnya, ada Fakultas Kedokteran yang fokus pada ilmu kesehatan dan kedokteran. Di dalam Fakultas Kedokteran ini, nanti ada lagi yang namanya program studi (prodi) atau yang biasa kita sebut jurusan. Jadi, kalau Fakultas Kedokteran itu rumahnya, maka Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Farmasi, Keperawatan, itu adalah kamar-kamarnya atau jurusan-jurusannya. Ngerti kan bedanya, guys?

    Kenapa universitas perlu dibagi jadi fakultas-fakultas begini? Ada beberapa alasan utama. Pertama, efisiensi pengelolaan. Bayangin kalau semua program studi dari A sampai Z itu dikelola langsung oleh rektorat. Pasti repot banget, kan? Dengan adanya fakultas, pengawasan, pengembangan kurikulum, rekrutmen dosen, dan urusan akademik lainnya jadi lebih terpusat dan efisien. Setiap fakultas punya dekan sebagai pemimpinnya, dibantu oleh para wakil dekan dan ketua-ketua jurusan. Ini kayak struktur organisasi di perusahaan, biar semuanya berjalan lancar dan terarah.

    Kedua, kekhususan bidang ilmu. Setiap fakultas punya fokus keilmuan yang spesifik. Fakultas Teknik akan fokus pada pengembangan ilmu-ilmu rekayasa dan teknologi, sementara Fakultas Sastra akan fokus pada bahasa, sastra, dan budaya. Kekhususan ini penting agar materi perkuliahan, penelitian, dan pengembangan ilmu bisa lebih mendalam dan sesuai dengan perkembangan zaman di bidangnya masing-masing. Dosen-dosennya pun biasanya punya keahlian yang sama di bidang tersebut, sehingga transfer ilmu ke mahasiswa jadi lebih optimal. Jadi, kamu nggak akan nemu mata kuliah tentang filsafat di Fakultas Teknik (kecuali mungkin mata kuliah pilihan umum), begitu juga sebaliknya.

    Ketiga, memfasilitasi kolaborasi antarprogram studi yang serumpun. Meskipun jurusan-jurusan di dalam satu fakultas itu berbeda, tapi mereka punya pondasi keilmuan yang sama. Misalnya, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ada jurusan Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, dan lain-lain. Mereka semua berasal dari rumpun ilmu ekonomi dan bisnis. Ini memudahkan mereka untuk berkolaborasi dalam penelitian, seminar, atau bahkan membuat mata kuliah lintas jurusan yang relevan. Bayangin kalau Akuntansi dan Teknik Informatika harus kolaborasi, mungkin butuh jembatan yang lebih panjang daripada kalau Akuntansi kolaborasi sama Manajemen.

    Terus, gimana cara kita membedakan fakultas dan jurusan saat memilih kuliah? Yang perlu kamu ingat adalah, kamu mendaftar dan memilih program studi (jurusan), bukan fakultas. Fakultas itu adalah wadahnya. Jadi, saat kamu mengisi formulir pendaftaran, kamu akan memilih, misalnya, "Program Studi Teknik Informatika" yang berada di bawah "Fakultas Informatika dan Komputer". Atau "Program Studi Sastra Inggris" yang ada di "Fakultas Ilmu Budaya". Jadi, saat ditanya mau masuk fakultas apa, sebenarnya yang dimaksud adalah kamu mau ambil jurusan apa, yang otomatis akan menentukan fakultasmu.

    Penting banget buat kamu untuk lebih detail dalam mencari informasi. Jangan hanya lihat nama fakultasnya yang keren, tapi benar-benar pelajari kurikulum, dosen-dosen, fasilitas, dan prospek karier dari program studi (jurusan) yang ada di dalamnya. Kadang, ada universitas yang punya fakultas dengan nama yang mirip, tapi isi jurusannya bisa jadi beda. Atau sebaliknya, dua universitas berbeda bisa punya jurusan yang sama persis tapi berada di fakultas dengan nama yang berbeda. Jadi, fokus pada jurusan adalah kunci utamanya, guys!

    Dengan memahami struktur fakultas dan jurusan ini, kamu bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Kamu jadi tahu 'rumah besar' tempat kamu akan belajar, dan 'kamar-kamar' spesifik yang akan kamu tempati. Ini juga membantu kamu dalam memahami lanskap akademik di sebuah universitas dan bagaimana ilmu-ilmu itu dikelompokkan. Jadi, siap buat eksplorasi lebih lanjut?

    Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Fakultas di Universitas

    Guys, kita sudah bahas kalau jumlah fakultas di tiap universitas itu beda-beda. Tapi, pernah kepikiran nggak sih, kenapa bisa ada perbedaan jumlah fakultas itu? Apa aja sih yang bikin satu universitas punya banyak fakultas, sementara yang lain lebih sedikit? Nah, ini dia yang bakal kita kupas tuntas. Memahami faktor-faktor ini bisa kasih kamu gambaran lebih luas tentang bagaimana sebuah universitas itu berkembang dan punya ciri khasnya sendiri. Yuk, kita mulai!

    Salah satu faktor paling utama yang menentukan jumlah fakultas adalah sejarah dan usia universitas itu sendiri. Universitas yang sudah berdiri sejak lama, apalagi yang punya sejarah panjang sejak era kolonial atau awal kemerdekaan, cenderung punya lebih banyak fakultas. Kenapa? Gini, seiring berjalannya waktu, universitas-universitas ini akan terus berkembang. Mereka akan melihat kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan, lalu mulai membuka program studi baru yang kemudian dikelompokkan ke dalam fakultas-fakultas baru. Misalnya, dulu mungkin hanya ada Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum. Seiring perkembangan zaman, muncul kebutuhan akan tenaga ahli di bidang teknik, ekonomi, pertanian, dan lain-lain. Maka, didirikanlah fakultas-fakultas baru untuk menaungi program studi di bidang tersebut. Universitas-universitas besar seperti UI atau UGM adalah contoh klasik dari universitas tua yang punya banyak sekali fakultas karena proses ekspansi yang panjang.

    Faktor kedua yang nggak kalah penting adalah visi, misi, dan fokus pengembangan universitas. Setiap universitas punya arah dan tujuan yang berbeda. Ada universitas yang memang didirikan dengan visi menjadi pusat keunggulan di berbagai bidang ilmu. Universitas semacam ini biasanya akan berusaha mengembangkan sayapnya selebar mungkin, membuka banyak fakultas untuk mencakup spektrum ilmu yang luas. Di sisi lain, ada universitas yang punya fokus sangat spesifik. Contohnya, institut teknologi seperti ITB atau ITS. Mereka fokus pada bidang sains dan teknologi. Jadi, meskipun jumlah fakultasnya mungkin tidak sebanyak universitas umum, tapi fakultas-fakultas yang ada sangat terspesialisasi dan mendalam di bidangnya. Ada juga universitas yang fokus pada bidang tertentu, misalnya universitas kedinasan yang fokus pada bidang ilmu spesifik sesuai kebutuhan instansi pemerintah.

    Status universitas juga punya pengaruh, guys. Universitas negeri (PTN) dan universitas swasta (PTS) punya dinamika yang berbeda. PTN seringkali punya sejarah panjang dan didukung oleh pemerintah, sehingga punya sumber daya yang lebih besar untuk membuka dan mengembangkan banyak fakultas. Mereka juga dituntut untuk melayani kebutuhan pendidikan yang lebih luas. Sementara itu, PTS bisa sangat bervariasi. Ada PTS besar yang punya banyak fakultas dan program studi sekelas PTN, tapi ada juga PTS yang lebih kecil dan fokus pada beberapa fakultas atau jurusan tertentu saja, tergantung pada modal, manajemen, dan target pasarnya. Namun, perlu diingat, banyak juga PTS berkualitas tinggi dengan jumlah fakultas yang lebih ramping tapi fokus pada keunggulan di bidang tersebut.

    Kebutuhan industri dan tuntutan zaman juga jadi pendorong utama. Universitas itu kan bukan cuma tempat belajar teori, tapi juga harus siap menghasilkan lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan mampu menjawab tantangan zaman. Ketika ada tren perkembangan teknologi baru, munculnya industri-industri baru, atau perubahan kebutuhan masyarakat, universitas yang dinamis akan merespons dengan membuka program studi baru atau bahkan fakultas baru. Misalnya, beberapa tahun terakhir, banyak universitas membuka fakultas atau program studi yang berkaitan dengan data science, kecerdasan buatan, atau energi terbarukan. Ini adalah adaptasi terhadap perkembangan global.

    Terakhir, tapi ini juga penting, adalah kemampuan finansial dan sumber daya universitas. Membuka dan mengelola sebuah fakultas itu butuh biaya yang nggak sedikit, guys. Mulai dari pembangunan gedung, pengadaan laboratorium, rekrutmen dosen berkualitas, sampai pengembangan kurikulum. Universitas yang punya sumber daya finansial yang kuat, baik dari dana pemerintah, SPP mahasiswa, dana abadi, atau kerja sama dengan industri, akan punya kapasitas lebih besar untuk berekspansi dan menambah jumlah fakultasnya. Sebaliknya, universitas dengan keterbatasan sumber daya mungkin akan lebih berhati-hati dalam menambah jumlah fakultas agar kualitas yang sudah ada tetap terjaga.

    Jadi, bisa dibilang, jumlah fakultas di sebuah universitas itu adalah cerminan dari perjalanan sejarahnya, visi strategisnya, responsnya terhadap perubahan zaman, dan kemampuannya dalam mengelola sumber daya. Keren, kan? Jadi, kalau kamu lagi milih universitas, coba deh lihat faktor-faktor ini biar kamu makin paham 'jiwa' dari universitas tersebut.

    Cara Mengetahui Jumlah Fakultas di Universitas Tertentu

    Oke, guys, setelah kita ngobrol panjang lebar soal kenapa jumlah fakultas itu beda-beda dan apa aja fungsinya, sekarang saatnya kita masuk ke bagian paling praktis: gimana sih caranya kita tahu persis ada berapa fakultas di universitas yang bikin kamu penasaran? Nggak perlu pusing, kok. Ada beberapa cara mudah dan pasti akurat yang bisa kamu lakuin. Yuk, kita cek satu per satu!

    Cara yang paling utama dan paling direkomendasikan adalah dengan mengunjungi website resmi universitas tersebut. Ini adalah sumber informasi paling valid dan terpercaya. Kenapa? Karena website resmi itu adalah 'wajah' digital dari universitas. Informasi di sana selalu diperbarui dan dikelola langsung oleh pihak universitas. Biasanya, kamu bisa menemukan informasi soal fakultas di beberapa bagian. Coba cari menu seperti:

    • 'Tentang Kami' atau 'About Us': Di bagian ini seringkali ada penjelasan mengenai struktur organisasi universitas, termasuk daftar fakultas dan program studi yang ada.
    • 'Akademik' atau 'Academics': Bagian ini fokus pada kegiatan perkuliahan. Seringkali ada daftar fakultas dan program studi yang ditawarkan di bawahnya.
    • 'Fakultas dan Program Studi': Beberapa universitas punya menu khusus yang langsung menampilkan daftar lengkap fakultas beserta jurusan-jurusannya. Ini paling gampang dicari!
    • 'Penerimaan Mahasiswa Baru' atau 'Admissions': Informasi untuk calon mahasiswa ini juga seringkali mencantumkan daftar fakultas dan program studi yang dibuka untuk pendaftaran. Ini bagus banget kalau kamu memang lagi mau mendaftar.

    Saat membuka website, jangan cuma lihat daftar nama fakultasnya, ya. Cobalah untuk mengklik nama fakultas yang menarik perhatianmu. Biasanya akan ada penjelasan singkat tentang fokus keilmuan fakultas tersebut dan daftar program studi (jurusan) yang ada di dalamnya. Ini penting banget biar kamu nggak salah paham dan benar-benar tahu apa aja yang dipelajari di fakultas itu.

    Kalau kamu merasa kurang puas atau bingung setelah browsing website, jangan sungkan untuk menggunakan fitur pencarian (search bar) yang biasanya ada di pojok kanan atas atau kiri atas website. Coba ketik kata kunci seperti "fakultas", "daftar fakultas", atau bahkan nama fakultas yang kamu curigai ada. Ini bisa mempercepat pencarianmu.

    Cara kedua yang juga sangat efektif adalah melihat brosur atau publikasi resmi universitas. Banyak universitas, terutama saat musim penerimaan mahasiswa baru, merilis brosur digital atau cetak yang berisi informasi lengkap tentang program studi, fakultas, fasilitas, dan persyaratan pendaftaran. Brosur ini biasanya disebar di pameran pendidikan, sekolah-sekolah, atau bisa diunduh langsung dari website universitas. Ini adalah cara yang bagus untuk mendapatkan gambaran yang lebih ringkas tapi komprehensif.

    Menghubungi langsung pihak universitas juga merupakan opsi yang sangat baik, guys. Kalau kamu sudah coba cara-cara di atas tapi masih ada pertanyaan, jangan ragu untuk:

    • Menghubungi Bagian Informasi atau Humas (Hubungan Masyarakat): Mereka adalah garda terdepan yang siap menjawab pertanyaan umum seputar universitas.
    • Menghubungi Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB): Khusus untuk calon mahasiswa, ini adalah kontak yang paling tepat untuk bertanya tentang program studi dan fakultas yang tersedia.
    • Mengirim email atau menelepon nomor kontak yang tertera di website: Hampir semua universitas menyediakan kontak resmi yang bisa dihubungi.

    Saat menghubungi mereka, siapkan pertanyaanmu dengan jelas. Misalnya, "Saya ingin tahu ada berapa fakultas di Universitas ABC dan apa saja bidang keilmuannya?" atau "Bisa tolong jelaskan perbedaan antara Fakultas X dan Fakultas Y?"

    Terakhir, manfaatkan media sosial universitas. Banyak universitas aktif di platform seperti Instagram, Twitter, atau Facebook. Kamu bisa melihat postingan-postingan mereka yang mungkin saja menginformasikan tentang fakultas atau program studi baru. Terkadang, kamu juga bisa bertanya langsung melalui kolom komentar atau direct message, meskipun responsnya mungkin tidak secepat menghubungi kontak resmi.

    Yang paling penting, guys, adalah jangan malas mencari informasi. Dunia digital sekarang memudahkan kita banget. Dengan sedikit usaha browsing, kamu bisa mendapatkan jawaban yang kamu butuhkan. Dan ingat, informasi yang kamu dapatkan harus dari sumber yang terpercaya, yaitu yang berasal langsung dari universitas itu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat. Selamat berburu informasi, ya!

    Prospek Karier Lulusan Berdasarkan Fakultas

    Nah, guys, setelah pusing mikirin ada berapa fakultas dan gimana cara nyarinya, pertanyaan selanjutnya yang nggak kalah penting adalah: setelah lulus dari fakultas tertentu, kira-kira bakal jadi apa ya? Atau, prospek kariernya gimana? Ini penting banget buat kamu yang lagi nentuin jurusan, biar nggak salah pilih jalan. Yuk, kita bedah sedikit soal prospek karier dari beberapa fakultas yang umum ada di universitas.

    Kita mulai dari Fakultas Kedokteran. Ini salah satu fakultas yang paling banyak diminati dan punya citra prestisius. Lulusan dari fakultas ini jelas punya prospek karier yang sangat cerah di bidang kesehatan. Tentunya, yang paling utama adalah menjadi dokter. Tapi nggak cuma itu, guys. Lulusan kedokteran juga bisa jadi dokter spesialis (setelah menempuh pendidikan lanjutan), peneliti medis, bekerja di industri farmasi, menjadi dosen kedokteran, atau bahkan berkarir di organisasi kesehatan internasional. Permintaan akan tenaga medis selalu tinggi, jadi soal pekerjaan, lulusan kedokteran relatif aman.

    Selanjutnya, Fakultas Teknik. Ini adalah jantungnya inovasi dan pembangunan, guys. Lulusan dari fakultas teknik punya peran vital di berbagai sektor. Ada banyak banget pilihan jurusan di sini, mulai dari Teknik Sipil yang membangun infrastruktur, Teknik Mesin yang merancang mesin dan sistem mekanik, Teknik Elektro yang berkutat dengan listrik dan elektronika, Teknik Informatika yang mengembangkan software dan sistem komputer, hingga Teknik Kimia yang bekerja di industri proses. Prospek kariernya luas banget: bisa jadi insinyur perancangan, manajer proyek, konsultan teknis, pengembang sistem, analis data, atau bahkan wirausahawan teknologi. Hampir semua industri butuh lulusan teknik.

    Beralih ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Di era ekonomi global seperti sekarang, lulusan dari fakultas ini punya peran strategis. Lulusan Akuntansi sangat dibutuhkan untuk mengatur keuangan perusahaan, menjadi auditor, atau konsultan pajak. Lulusan Manajemen bisa jadi manajer di berbagai level, analis bisnis, konsultan manajemen, atau pengusaha. Lulusan Ilmu Ekonomi bisa bekerja di lembaga keuangan, bank sentral, kementerian, lembaga riset, atau menjadi analis pasar keuangan. Prospeknya sangat luas, terutama di bidang keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasional bisnis.

    Bagaimana dengan Fakultas Hukum? Lulusan hukum punya keahlian dalam memahami, menafsirkan, dan menerapkan peraturan perundang-undangan. Prospek karier klasiknya tentu saja menjadi pengacara atau hakim. Tapi, jangan salah, guys. Lulusan hukum juga banyak yang berkarir sebagai notaris, jaksa, polisi, karyawan di bagian legal perusahaan, konsultan hukum, akademisi, atau bahkan terjun ke dunia politik. Kemampuan analisis dan argumentasi yang diasah di fakultas hukum sangat berharga di banyak bidang.

    Terus, ada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Fakultas ini mencakup berbagai jurusan seperti Sosiologi, Komunikasi, Hubungan Internasional, Ilmu Politik, Administrasi Publik, dan Psikologi. Lulusan dari FISIP punya kemampuan analisis sosial yang tajam, kemampuan komunikasi yang baik, dan pemahaman mendalam tentang dinamika masyarakat. Prospeknya beragam: bisa jadi jurnalis, praktisi public relations (humas), diplomat, analis kebijakan publik, peneliti sosial, staf kementerian/lembaga negara, konsultan komunikasi, atau praktisi psikologi (untuk lulusan Psikologi). Sangat fleksibel dan dibutuhkan di era yang semakin kompleks.

    Terakhir, mari kita lihat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) atau Fakultas Ilmu Pendidikan. Tentu saja, tujuan utamanya adalah mencetak para pendidik. Lulusan FKIP bisa menjadi guru di berbagai jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK), dosen, konselor sekolah, pengembang kurikulum, tenaga kependidikan di lembaga pendidikan, atau bahkan peneliti pendidikan. Kebutuhan akan pendidik yang berkualitas selalu ada, dan peran mereka sangat fundamental dalam membangun masa depan bangsa.

    Perlu diingat, guys, ini hanya gambaran umum. Prospek karier itu nggak cuma ditentukan oleh fakultas atau jurusanmu, tapi juga oleh kemampuan pribadimu, skill tambahan yang kamu miliki, pengalaman magang, jaringan pertemanan, dan bagaimana kamu 'menjual' dirimu di dunia kerja. Jadi, jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri, ya! Apapun fakultasmu, selalu ada jalan untuk sukses kalau kamu berusaha!